Rabu, November 12, 2025
  • Tentang Kami
  • Pedoman Penulisan
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Kaltara
    • Bulungan
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Pemerintahan
  • Parlementer
  • Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Ragam
    • Teknologi
    • Pendidikan
    • Sport
    • Kuliner
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • Advetorial
    • Nasional
    • Internasional
    • Investigasi
  • Opini
No Result
View All Result
  • Kaltara
    • Bulungan
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Pemerintahan
  • Parlementer
  • Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Ragam
    • Teknologi
    • Pendidikan
    • Sport
    • Kuliner
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • Advetorial
    • Nasional
    • Internasional
    • Investigasi
  • Opini
No Result
View All Result
PRESS
No Result
View All Result
Home Internasional

Masjid Umar bin Khattab, jejak sejarah Islam di jantung kota tua Yerusalem

Redaksi by Redaksi
23 Mei 2025
in Internasional
Masjid Umar bin al-Khattab dibangun setelah penaklukan Islam di Yerusalem (Sumber: Aljazeera.net)

Masjid Umar bin al-Khattab dibangun setelah penaklukan Islam di Yerusalem (Sumber: Aljazeera.net)

Share on FacebookShare on Twitter

IBMNews.com, Yeruslaem – Di tengah riuhnya jalanan sempit Kota Tua Yerusalem, tak jauh dari gereja paling suci bagi umat Kristiani—Gereja Makam Kudus—berdiri tegak sebuah bangunan bersahaja namun sarat makna: Masjid Umar bin Khattab. Masjid ini tak hanya menjadi tempat ibadah umat Islam, tetapi juga saksi sejarah penaklukan Yerusalem oleh kaum Muslimin serta simbol hidupnya toleransi agama di jantung kota suci.

Masjid ini tercatat dalam daftar warisan dunia UNESCO sejak 1981 sebagai bagian dari kekayaan sejarah dan budaya Kota Tua Yerusalem dan tembok-tembok tuanya.

Letaknya yang menempel dengan kawasan Kristen memperkuat statusnya sebagai simbol harmoni antarumat beragama yang telah berlangsung berabad-abad.

Penamaan: Jejak sang khalifah

Nama masjid ini merujuk pada Khalifah kedua umat Islam, Umar bin Khattab, yang mengunjungi Yerusalem pada tahun 15 Hijriah (636 Masehi). Kunjungan itu pasca kemenangan pasukan Muslim di bawah komando Abu Ubaidah bin Al-Jarrah atas pasukan Romawi dalam Perang Yarmuk.

Dikisahkan, ketika ditawari untuk salat di dalam Gereja Makam Kudus oleh pemuka gereja, Umar menolak demi menjaga tempat itu tetap sebagai rumah ibadah Kristen.

Ia lalu membentangkan jubahnya dan salat di halaman luar gereja, di tempat yang kemudian menjadi lokasi masjid ini.

Pembangunan masjid dalam bentuknya sekarang baru dilakukan pada masa Dinasti Ayyubiyah, tepatnya tahun 589 H/1193 M oleh Raja Al-Afdhal bin Salahuddin Al-Ayyubi, putra sang penakluk legendaris, Salahuddin.

Sejak saat itu, masjid ini terus dirawat dan dipertahankan bentuk aslinya oleh otoritas Waqaf Islam, sebagai monumen hidup penaklukan Islam atas Yerusalem.

Arsitektur Ayyubiyah dan nuansa kesederhanaan

Secara arsitektural, Masjid Umar bin Khattab mencerminkan gaya bangunan Ayyubiyah klasik: berbentuk persegi, terbuat dari balok kayu dan batang pohon tua, serta ditopang oleh tiga pilar utama di ruang dalam.

Bangunan ini mampu menampung hingga 3.000 jemaah. Ketiga sayap ruang salatnya memanjang selebar 30 kaki dan setinggi 50 kaki, menjadikannya cukup luas untuk ukuran kawasan padat Kota Tua.

Menara masjid—berbentuk persegi dan menjulang setinggi 15 meter—dibangun pada 1465 dan diperbarui di masa Sultan Abdul Majid I dari Dinasti Utsmaniyah.

Saat memasuki kompleks masjid, pengunjung akan menaiki 11 anak tangga menuju pelataran terbuka yang dihiasi tanaman anggur dan bunga.

Interior masjid ditandai dengan kesederhanaan. Tiga kubah silang menaungi ruang salat, sementara mimbar dan mihrab dibiarkan tanpa ornamen berlebihan.

Mihrab masjid menyimpan prasasti batu bertulis, menandai tahun pendirian masjid dalam bentuknya saat ini, yaitu 589 H.

Pada tahun 1970-an, dinding dalam masjid dipasangi batu ukir untuk mencegah kelembapan, dan sebuah perpustakaan kecil ditambahkan, memuat ratusan kitab Islam, sejarah, dan bahasa Arab.

Di dalam kompleks masjid juga terdapat teks piagam Al-‘Uhdah Al-‘Umariyah atau Perjanjian Umar, yang menjadi dasar hubungan damai antara umat Muslim dan Kristen di Yerusalem setelah penaklukan.

Simbol toleransi yang terganggu

Kendati menjadi simbol toleransi dan keberagaman, Masjid Umar tidak luput dari gangguan dan kekerasan.

Pada 21 Agustus 1969, masjid ini turut terbakar akibat aksi pembakaran disengaja terhadap Masjid Al-Aqsa oleh ekstremis Yahudi asal Australia, Dennis Michael Rohan. Api menjalar hingga ke bagian Masjid Umar, merusak sebagian bangunannya.***(Source Al Jazeera Net)

Terkait

Previous Post

PBB: 14.000 Bayi di Gaza Terancam Gugur Dalam 48 Jam Jika Bantuan Tak masuk

Next Post

Tokoh oposisi Israel: Pemerintahan Netanyahu bunuh anak-anak di Gaza seperti hobi

Redaksi

Redaksi

Next Post
Tokoh oposisi Israel: Pemerintahan Netanyahu bunuh anak-anak di Gaza seperti hobi

Tokoh oposisi Israel: Pemerintahan Netanyahu bunuh anak-anak di Gaza seperti hobi

  • Trending
  • Comments
  • Latest

Resmi Dilantik, 10 ASN Harapkan Perbaikan Infrastruktur Desa

1 Mei 2021
Sejumlah kerusakan yang diakibatkan oleh getaran gempa, dimana dokumentasi ini diambil oleh sejumlah warga di beberapa lokasi di Tarakan

Gempa Bumi Tektonik Magnitudo 4,8 Guncang Tarakan, Sejumlah Lokasi Alami Kerusakan

5 November 2025

10 Paket Sabu Diamankan, 8 Pengguna Diciduk dalam Razia Gabungan di Tarakan

8 November 2025

Gubernur Usulkan 1.503 Formasi CASN 2024 ke BKN

2 Februari 2024

Gubernur Usulkan 1.503 Formasi CASN 2024 ke BKN

1839

Waspada Travel Tidak Berizin, Kantor Kemenag Tarakan Akan Rilis Travel Resmi

355

Gubernur Suarakan Peran Pemuda Dalam Pembangunan Daerah

306

Effendhi Djuprianto Resmi Tinggalkan Golkar

154

DPRD Kaltara Soroti Layanan JKN: Rawat Inap, Klaim RS, dan Anggaran PBI Jadi Sorotan

11 November 2025

DPRD Kaltara Ikut Hadir dalam Peringatan Hari Pahlawan di Makam Telabang Bangsa

11 November 2025
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan V Tanjung Selor, Kementerian PUPR, (Mustafa, S.T., M.T.,)

Proyek Instalasi Air Baku Sungai Buaya Rampung Akhir 2024, BWS Kaltara Pastikan Pengerjaan Sesuai Kontrak

11 November 2025

TNI–Polri Bersama Elemen Masyarakat Gelar Doa Lintas Agama untuk Kesiapsiagaan Bencana di Tarakan

11 November 2025

Recent News

DPRD Kaltara Soroti Layanan JKN: Rawat Inap, Klaim RS, dan Anggaran PBI Jadi Sorotan

11 November 2025

DPRD Kaltara Ikut Hadir dalam Peringatan Hari Pahlawan di Makam Telabang Bangsa

11 November 2025
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan V Tanjung Selor, Kementerian PUPR, (Mustafa, S.T., M.T.,)

Proyek Instalasi Air Baku Sungai Buaya Rampung Akhir 2024, BWS Kaltara Pastikan Pengerjaan Sesuai Kontrak

11 November 2025

TNI–Polri Bersama Elemen Masyarakat Gelar Doa Lintas Agama untuk Kesiapsiagaan Bencana di Tarakan

11 November 2025
 PRESS

© 2025 - Ibmnews.com

  • Tentang Kami
  • Pedoman Penulisan
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer

No Result
View All Result
  • Kaltara
    • Bulungan
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Pemerintahan
  • Parlementer
  • Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Ragam
    • Teknologi
    • Pendidikan
    • Sport
    • Kuliner
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • Advetorial
    • Nasional
    • Internasional
    • Investigasi
  • Opini

© 2025 - Ibmnews.com