IBMNews.com, Tarakan – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tarakan menggelar dialog publik bertajuk “Meneguhkan Semangat Sumpah Pemuda di Era Post-Truth: Peran Media dan Generasi Muda Menjaga Kebenaran”, di Aula Universitas Terbuka (UT) Tarakan, Selasa (28/10/2025).
Kegiatan ini turut disiarkan langsung melalui kanal YouTube RRI Tarakan.
Acara menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Kabid Humas Polda Kalimantan Utara Kombes Pol. Budi Rachmat, S.I.K., M.Si., Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (DKISP) Kota Tarakan Endah Sarastiningsih, S.Pd., M.Pd., serta Ketua Dewan Kehormatan PWI Kaltara H. Rachmat Rolau.
Ketua Panitia, Andre Aristyan, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya literasi informasi di tengah derasnya arus media digital.
“Target utama kami adalah mahasiswa dan pelajar. Mereka menjadi benteng pertama menghadapi arus informasi yang tidak selalu benar. Di era post-truth, kebenaran bisa kabur karena dominasi emosi dan opini,” ujarnya.
Andre menegaskan, penting bagi masyarakat untuk memverifikasi informasi, melakukan cek fakta, dan memastikan keakuratan data sebelum mempercayai atau membagikan konten di media sosial.
Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan kolaborasi antara PWI Tarakan, RRI Tarakan, dan KPU Tarakan. Menjelang pesta demokrasi, momentum ini dinilai tepat untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat — terutama pemilih muda — agar lebih bijak dalam menyikapi informasi politik.
Antusiasme peserta pun tinggi, terlihat dari aktifnya mahasiswa dan pelajar dalam bertanya serta menyampaikan pandangan selama diskusi berlangsung.
Sementara itu, Ketua PWI Tarakan Andi Muhammad Rizal menekankan pentingnya Sumpah Pemuda sebagai momentum memperkuat literasi media di kalangan generasi muda.
“Pemuda punya peran besar dalam penyebaran informasi di media sosial. Mereka bisa menjadi agen perubahan positif, tetapi juga rentan menyebarkan hoaks tanpa disadari. Karena itu, kesadaran untuk berpikir kritis dan bermedia secara bertanggung jawab sangat dibutuhkan,” tegasnya.
Senada, Kepala DKISP Tarakan Endah Sarastiningsih menyampaikan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan media menjadi kunci menjaga objektivitas informasi publik.
“Opini sering kali mengalahkan fakta. Pemerintah harus adaptif, cepat, dan kreatif dalam menyampaikan informasi yang akurat. Di sisi lain, media berperan menjaga keseimbangan agar publik tetap percaya pada fakta,” jelasnya.
Endah juga menegaskan peran wartawan sebagai penjaga gerbang kebenaran melalui praktik jurnalistik yang akurat, jujur, dan beretika.
“Wartawan punya tanggung jawab besar melawan disinformasi dan hoaks. Mereka memastikan masyarakat menerima berita yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai dasar pengambilan keputusan yang benar,” pungkasnya.***(IBM02)











