Sudah berselang kurang lebih 60 hari pasca dilantiknya pasangan Bupati Nunukan H . Irwan Sabri dan Wakil Bupati Hermanus pada tanggal 20 Februari 2025 silam. Masyarakat Nunukan belum juga melihat efek perubahan signifikan yang bisa dirasakan secara luas dari kepemimpinan yang tak lama lagi memasuki usia 100 hari masa jabatannya.

Mengusung tema besar bertajuk perubahan , publik pun menaruh harapan banyak kepada pasangan yang berjargon IRAMA ini. Tak heran pasangan bernomor urut 3 ini berhasil menang dengan mengantongi dukungan suara masyarakat Kabupaten Nunukan sebanyak 43.832 jumlah suara atau kurang lebih 40% dari jumlah suara sah.
Angka tersebut menjadi bukti betapa masyarakat Nunukan berharap banyak pada pasangan ini untuk menghadirkan kebijakan dan keputusan yang berpihak pada rakyat dalam upayanya mengurai dan mengatasi setiap problem di Kabupaten Penikinidi Debaya ini. Selaku pemangku tertinggi pemerintahan eksekutif di wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini, Pucuk yang mengisi pemerintah daerah diharapkan bisa hadir menjadi bagian dari solusi kongkrit, dan menjadi jawaban atas setiap keresahan yang terjadi di akar rumput.
Banyak Pekerjaan Rumah yang harus segera diatasi, dari masalah ekonomi yang berdampak langsung dengan masalah kesejahteraan masyarakat Nunukan. Mulai dari rendahnya angka pendapatan, turunnya harga jual rumput laut yang menjadi sumber penghasilan sebagian masyarakat Nunukan, kurangnya daya beli, minimnya lapangan pekerjaan, meningkatnya angka pengangguran karena kurangnya daya serap tenaga kerja yang mengakibatkan penumpukan jumlah lulusan perrguruan tinggi setiap tahunnya, mahalnya harga sembako yang beredar dipasaran, ketergantungan produk pangan dari luar, serta masih banyak lagi persoalan kedaerahan yang menunggu langkah serta kebijakan dari sang kepala daerah.
Apalagi pilihan jalan perubahan menjadi kiblat perjuangan politik IRAMA sejak awal, diksi yang menjadi pembeda dengan kaum kompetitor mereka di pertarungan politik pilkada tahun lalu. Duet ini menjadi anti-tesa, mengingat dua pasangan lain yang juga menjadi pesaing, dianggap berafiliasi atau masih ada hubungan dengan pemerintah yang berkuasa sebelumnya.
Maka Publik pun menganggap satu satunya kandidat yang masih “suci” saat itu adalah pasangan yang hari ini sudah menjabat yakni H. Irwan Sabri selaku Bupati Nunukan bersama wakilnya Hermanus dengan masa jabatan dari tahun 2024 hingga 2030 nanti.
Wajar jika publik pun berekspektasi lebih kalau duet IRAMA mampu mewujudkan apa yang sudah dijanjikan karena tak ada beban dan dosa masa lalu, tanpa harus tersandera lagi dengan kebijakan yang sudah dibuat oleh pejabat sebelumnya. Karena pasangan ini hadir bukan bagian dari hegemoni kekuasaan sebelumnya, namun hadir sebagai pendatang dan penantang baru dengan cita cita perubahannya.
Namun sekali lagi perubahan yang digembar gemborkan secara sistematis dimasa sosialisasi program kemarin, belum juga terlihat taringnya. Bandingkan dengan para kepala daerah di wilayah lain, mereka sudah banyak melakukan manuver, kebijakan, serta gebrakan didaerahnya masing masing. Sebut saja Gubernur Jawa Barat yang selalu viral baik dimedia sosial atau media pemberitaan di televisi. Deddy Mulyadi, mantan bupati Purwakarta ini langsung tancap gas pasca pelantikan serentak seluruh kepala daerah se-Indonesia yang dihelat di Madegelan. Ia dikenal selalu melakukan pengambilan keputusan dilapangan, spontanitas namun terukur karena mengajak dan melibatkan jajaran kepala dinas, maupun tim ahli untuk mendampinginya di setiap lokasi yang dikunjungi.
Tidak hanya persoalan di lapangan yang bersentuhan langsung dengan harkat masyarakat banyak, persoalan internal birokrasi pun tak luput dari perhatiannya, ia bahkan berani meniadakan anggaran yang dianggap tidak perlu seperti pengadaan seragam pejabat Gubernur dengan anggapan beliau masih punya seragam dan masih mampu membuat seragam sendiri jika hal itu diperlukan. Selain itu mobil dinas Gubernur yang dinilai terlalu banyak sehingga terkesan boros dan terbengkalai yang berjejer diparkiran rumah dinasnya, langsung diintruksikan untuk dibagikan ke kepala dinas atau staf yang lebih membutuhkan untuk oprasional kebutuhan pelayanan publik, bahkan ada mobil dinas yang diminta disulap untuk dijadikan Ambulance untuk melayani warga.
Terlepas dari kontroversi dan sensasi yang muncul karena tindak tanduk tersebut dianggap bagian dari misi terselubung yang bermuatan politik. Namun Publik tetap menangkap hal positif, bahwa apa yang dilakungan oleh pria yang sering disapa DM sudah tepat dalam mengemban amanah menjadi orang nomor satu di Jawa Barat. Sikap tersebut adalah bentuk keberpihakan nyata kepada rakyat, dan wujud tanggung jawab sebagai pemimpin yang diberikan mandat untuk membuat regulasi dan mengatur jalannya roda pemerintahan daerah sesuai koridor tanpa melanggar konstitusi yang berlaku.
Seperti Judul tulisan diatas, masyarakat Nunukan pun sesungguhnya menanti Energi baru dari Sang Bupati baru, dalam melakukan geberakan, bermanuver diranah kebijakan yang berpihak pada rakyat, serta aksi nyata menuju arah baru Kabupaten Nunukan sepeti yang menjadi tagline pasangan IRAMA di masa Kampanye kemarin. Layaknya dalam sebuah pertandingan sepakbola tim IRAMA diharapkan mampu mengedalikan permain, bemain opensif , menciptakan banyak peluang untuk menjaringkan gol, bermain dengan tempo permainan cepat dan menghibur, sejak kick off dimulai, bukan bermain defensif alias bertahan, cari aman, dan cenderung bermain monoton dengan pola yang itu-itu saja, yang membuat penontonnya lekas jenuh dan merasa bosan.
Sebagai penutup, izinkan saya mengutip kembali closing staitmen dari pasangan IRAMA yang disampaikan dan telah menjadi jejak digital saat mengikuti Debat Publik Calon Kepala Daerah Kabupaten Nunukan yang pertama sebagai pengingat bahwa inilah komitmen beliau jika mendapatkan mandat dari rakyat Nunukan sebagai Bupati dan Wakil Bupati kabupaten Nunukan masa kerja 2024 sampai 2030.
“Memastikan Pemerintah Kabupaten Nunukan terbebas dari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Penempatan Pegawai sesuai kompentensi, klasifikasi tanpa mementingkan kepentingan keluarga, kerabat, atau golongan tertentu. Tidak ada lagi Rumah Sakit yang bangkrut, memastikan tersedianya tenaga medis dan sarana dan prasarana yang memadai disetiap tingkatan, tidak ada lagi sekolah yang numpang di bawah kolong rumah, memastikan pendidikan demokratis yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, juga memastikan peningkatan gaji bagi tenaga honorer, peningkatan tunjangan ASN dan P3K, insentif bagi guru mengaji, guru sekolah minggu, imam masjid, pastur, pendeta, dan para pimpinan keagamaan lainnya, memberikan bantuan pada lembaga-lembaga adat guna mendukung pelestarian budaya dan adat istiadat, tidak ada lagi bantuan pertanian, peternakan, dan perikanan yang tidak tepat sasaran, contohnya pembagian bantuan sapi ternak bagi kelompok tani tertentu, memastikan bantuan para petani, peternak, nelayan secara merata, memastikan pemerintah daerah berkontribusi aktif dalam upaya menjaga stabilitas harga rumput laut, memastikan inprastruktur dasar dan hak-hak dasar terpenuhi, memastikan kebutuhan air bersih masyarakat terpenuhi, memastikan kebutuhan energi listrik menjangkau semua wilayah, tidak ada lagi wilayah yang blank spot yang tidak terjangkau jaringan telekomonikasi dan internet, dan memastikan pembangunan yang ramah lingkungan”.
Semoga dalam kurun waktu 5 tahun masa jabatan yang diberikan, menjadi waktu yang cukup untuk pasangan IRAMA merealisasikan semua janji-janji tersebut agar harapan dan kenyataan juga bisa berjalan seirama.***