Rabu, Agustus 20, 2025
  • Tentang Kami
  • Pedoman Penulisan
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Kaltara
    • Bulungan
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Pemerintahan
  • Parlementer
  • Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Ragam
    • Teknologi
    • Pendidikan
    • Sport
    • Kuliner
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • Advetorial
    • Nasional
    • Internasional
    • Investigasi
  • Opini
No Result
View All Result
  • Kaltara
    • Bulungan
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Pemerintahan
  • Parlementer
  • Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Ragam
    • Teknologi
    • Pendidikan
    • Sport
    • Kuliner
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • Advetorial
    • Nasional
    • Internasional
    • Investigasi
  • Opini
No Result
View All Result
PRESS
No Result
View All Result
Home Opini

ONE FLAG, ONE NATION, ONE DESTINATION MONKEY D. LUFFY

Ilham Mushariawan (Sekjend ICMI Muda Kalimantan Utara)

Redaksi by Redaksi
5 Agustus 2025
in Opini
Share on FacebookShare on Twitter

Dalam beberapa hari terakhir, bendera Jolly Roger dari anime One Piece simbol bajak laut Topi Jerami (Straw Hat Pirates) banyak dikibarkan oleh generasi muda dalam berbagai kegiatan, dari konvoi kemerdekaan hingga aksi solidaritas. Meskipun berasal dari budaya populer Jepang, simbol ini telah mengalami redefinisi makna. Tidak hanya sebagai ikon hiburan, tetapi juga sebagai bentuk ekspresi kebebasan, perlawanan terhadap ketidakadilan, dan solidaritas.

Fenomena ini menjadi menarik ketika dihubungkan dengan semboyan nasionalistik: “One Flag, One Nation, One Destination.”

Ilustrasi Foto by AI

Dalam sosiologi, simbol memiliki kekuatan untuk membentuk kesadaran kolektif. Menurut Émile Durkheim, simbol-simbol seperti bendera bukan hanya penanda visual, tetapi juga perekat nilai dan norma dalam masyarakat. Bendera One Piece meski fiktif menjadi representasi nilai-nilai kebebasan, loyalitas, dan mimpi bersama.

Munculnya bendera Topi Jerami dalam konteks kemerdekaan menunjukkan bagaimana budaya populer membentuk bentuk-bentuk identitas baru di tengah generasi muda. Simbol tersebut tidak lagi hanya merujuk pada bajak laut fiktif, melainkan pada gagasan perjuangan melawan penindasan, solidaritas tim, dan perjalanan mencari makna hidup.

Mengacu pada teori Benedict Anderson, bangsa adalah “komunitas yang dibayangkan” (imagined community). Dalam konteks ini, mereka yang mengibarkan bendera One Piece seolah menjadi bagian dari komunitas global yang berbagi semangat perlawanan terhadap ketidakadilan, seperti halnya Straw Hat Crew melawan sistem dunia yang tiranik.

Dari sudut filsafat, bendera One Piece dapat dibaca sebagai simbol perlawanan eksistensial terhadap dunia yang absurd, seperti yang dijelaskan oleh Albert Camus. Para karakter dalam anime tersebut tidak memiliki tempat dalam sistem yang mapan, namun mereka memilih untuk tetap hidup, bermimpi, dan memperjuangkan nilai-nilai mereka.

Bendera bukan sekadar kain, tetapi lambang pilihan sadar manusia untuk hidup bebas. Dalam konteks One Piece, bendera Topi Jerami melambangkan pilihan Luffy dan kawan-kawan untuk hidup di luar sistem dunia yang menindas. Ini selaras dengan semangat kemerdekaan berani menentukan arah hidup sendiri, tanpa dikekang otoritas yang sewenang-wenang.

Meskipun kru Topi Jerami berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka bersatu karena satu nilai: kebebasan dan persaudaraan. Ini mencerminkan filosofi sosial pluralisme harmonis, bahwa bangsa tidak dibangun oleh keseragaman, melainkan oleh keberagaman yang dipersatukan oleh nilai bersama.

Dalam One Piece, tujuan mereka bukan sekadar harta (One Piece), melainkan pencapaian ideal pribadi dan bersama: kebebasan, keadilan, dan persahabatan. Ini sejajar dengan makna kemerdekaan sejati: bukan hanya lepas dari penjajahan fisik, tetapi bebas dalam berpikir, memilih, dan mewujudkan nilai luhur bangsa.

Fenomena pengibaran bendera One Piece dalam konteks peringatan kemerdekaan bukanlah sekadar tren estetika, tetapi refleksi sosiologis dan filosofis tentang bagaimana generasi baru memaknai kemerdekaan. “One Flag, One Nation, One Destination” bukan hanya semboyan patriotik, melainkan pernyataan nilai bahwa dalam keberagaman, manusia mencari satu bendera simbol perjuangan, satu bangsa simbol persaudaraan, dan satu tujuan simbol kebebasan sejati.***

Terkait

Previous Post

Lepas Kejurnas Motoprix Region 3 Gubernur Kaltara Cup 2025 

Next Post

Pemprov Kaltara Matangkan Strategi Penurunan Stunting Tahun 2025 

Redaksi

Redaksi

Next Post

Pemprov Kaltara Matangkan Strategi Penurunan Stunting Tahun 2025 

  • Trending
  • Comments
  • Latest

Gubernur Usulkan 1.503 Formasi CASN 2024 ke BKN

2 Februari 2024

Vonis Kapitalis – Analisis Hukum dan Retorika Hakim

4 Agustus 2025
Upacara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indoensia

Pimpin HUT ke-80 Republik Indonesia, Gubernur Ajak Masyarakat Menjaga Nasionalisme NKRI

17 Agustus 2025

Baru Selesai “Nyabu” Di Rumah, Seorang Pria Diciduk polisi

17 September 2023

Gubernur Usulkan 1.503 Formasi CASN 2024 ke BKN

15839

6 remaja Tengelam, 4 Selamat,1 orang Hilang, 1 Meninggal

1217

Gantikan Arief Hidayat, Rahmat Majid Siap Tuntaskan Pekerjaan Yang Belum Terselesaikan

347

Effendhi Djuprianto Resmi Tinggalkan Golkar

1471

Jurnalis Al-Jazeera, Anas Al-Sharif dan Beberapa Lainnya Gugur dalam Serangan Udara Israel

19 Agustus 2025
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim

Ketua MUI: Selama Palestina masih dijajah, kemerdekaan dunia belum utuh

19 Agustus 2025
Pertemuan delegasi Indonesia dengan Ali Taher di Mesr. (Foto: Zein Hassan dalam buku Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri)

OPINI: Dalam lapar, mereka menolong kita—Palestina dan hutang solidaritas Indonesia

19 Agustus 2025
Upacara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indoensia

Pimpin HUT ke-80 Republik Indonesia, Gubernur Ajak Masyarakat Menjaga Nasionalisme NKRI

17 Agustus 2025

Recent News

Jurnalis Al-Jazeera, Anas Al-Sharif dan Beberapa Lainnya Gugur dalam Serangan Udara Israel

19 Agustus 2025
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim

Ketua MUI: Selama Palestina masih dijajah, kemerdekaan dunia belum utuh

19 Agustus 2025
Pertemuan delegasi Indonesia dengan Ali Taher di Mesr. (Foto: Zein Hassan dalam buku Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri)

OPINI: Dalam lapar, mereka menolong kita—Palestina dan hutang solidaritas Indonesia

19 Agustus 2025
Upacara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indoensia

Pimpin HUT ke-80 Republik Indonesia, Gubernur Ajak Masyarakat Menjaga Nasionalisme NKRI

17 Agustus 2025
 PRESS

© 2025 - Ibmnews.com

  • Tentang Kami
  • Pedoman Penulisan
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer

No Result
View All Result
  • Kaltara
    • Bulungan
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Pemerintahan
  • Parlementer
  • Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Ragam
    • Teknologi
    • Pendidikan
    • Sport
    • Kuliner
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • Advetorial
    • Nasional
    • Internasional
    • Investigasi
  • Opini

© 2025 - Ibmnews.com