IBMNews.com, Nunukan – Wacana pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Pulau Sebatik kembali mencuat ke permukaan.
Letaknya yang strategis di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia menjadikan isu ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, tetapi juga menyentuh kepentingan nasional dalam hal pemerataan pembangunan dan penguatan kedaulatan.
Pulau yang berbatasan langsung dengan Tawau, Malaysia ini kembali menyuarakan harapan pemekaran menjadi kabupaten sendiri. Harapan yang telah dirajut sejak dua dekade silam.
Sekretaris Komisi II DPRD Nunukan, Ramsah, menyuarakan kembali dukungan penuhnya terhadap aspirasi warga Sebatik.
Ia menyebut DOB Sebatik bukan sekadar ambisi politik, melainkan permintaan masyarakat yang sudah diwariskan dari generasi ke generasi.
“Saya selaku masyarakat Pulau Sebatik selalu meminta kepada pemerintah agar memberikan persetujuan DOB Sebatik. Ini bukan aspirasi semalam. Tokoh-tokoh masyarakat sudah menyuarakan ini sejak tahun 2005,” kata Ramsah pada Jumat 11 Juli 2025.
Dokumen pengajuan DOB, kata Ramsah, sudah berada di Jakarta dan menunggu persetujuan pemerintah. Ia menekankan kelayakan Sebatik sebagai kabupaten mandiri tidak perlu diragukan lagi.
“Sebatik itu pintu depan NKRI. Pelabuhan ada, wisata ada. Sektor perkebunan sawit, perikanan, tidak diragukan lagi. Bahkan dulu harapannya Sebatik lebih dulu dimekarkan dibanding Tana Tidung, karena usulannya bersamaan. Tapi Sebatik kalah start, padahal dari sisi ekonomi, penduduk, dan potensi jauh lebih kuat,” ucap Politisi Demokrat itu.
Menurutnya, dengan lima kecamatan dan jumlah penduduk yang semakin besar, ditambah sektor unggulan seperti perikanan, pertanian, dan perkebunan kelapa sawit, Sebatik sangat layak untuk berdiri sendiri sebagai kabupaten.
“Banyak barang keluar masuk dari Sebatik ke Tawau maupun sebaliknya. Kenapa tidak dimaksimalkan? Sayang jika peluang ini terabaikan. Apalagi kita berhadapan dengan Malaysia dan Filipina. Kalau ada yang bilang Sebatik tidak layak, saya sangat sayangkan itu. Kami tahu potensi kami,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Nunukan, Andi Muliyono, juga turut memberikan pandangan dalam nada yang lebih tajam namun sarat makna. Ia menyentil pihak-pihak yang masih ragu mendukung DOB Sebatik, dengan menyamakan situasi ini seperti perasaan cinta yang tidak bisa dipaksakan.
“Tidak boleh kita paksakan perasaan cinta orang kepada kita. Sama halnya dengan keinginan DOB, kalau tidak ada niat, ya sulit. Tapi jangan pula ‘ban depan’ orang diganjal, sehingga tidak ada peluang untuk maju,” tutur Andi Muliyono.***