Rabu, Desember 3, 2025
  • Tentang Kami
  • Pedoman Penulisan
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Kaltara
    • Bulungan
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Pemerintahan
  • Parlementer
  • Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Ragam
    • Teknologi
    • Pendidikan
    • Sport
    • Kuliner
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • Advetorial
    • Nasional
    • Internasional
    • Investigasi
  • Opini
No Result
View All Result
  • Kaltara
    • Bulungan
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Pemerintahan
  • Parlementer
  • Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Ragam
    • Teknologi
    • Pendidikan
    • Sport
    • Kuliner
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • Advetorial
    • Nasional
    • Internasional
    • Investigasi
  • Opini
No Result
View All Result
PRESS
No Result
View All Result
Home Advetorial

Upayakan Pemerataan Obat di Kaltara Terpenuhi

Redaksi by Redaksi
6 April 2022
in Advetorial, Kaltara, Pemerintahan
Share on FacebookShare on Twitter

TANJUNG SELOR – Pemerintah dalam hal ini pemerintah provinsi dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan berbagai upaya agar kebutuhan obat-obatan diseluruh daerah termasuk di kabupaten/kota dapat terpenuhi.

Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Instalasi Farmasi Provinsi Kaltara, Jomeidawathy, S.Si., Apt mengungkapkan upaya tersebut diantaranya membuat Rencana Kebutuhan Obat (RKO), dimana pengajuan RKO dilakukan secara linear. Kabupaten/kota menyampaikan kebutuhan obat ke UPTD Instalasi Farmasi Kaltara untuk diverifikasi, lalu dari provinsi mengusulkan ke Kemenkes.

“Provinsi tidak memiliki wilayah kerja. Kabupaten/kotalah yang memiliki puskesmas, pustu, dan masyarakat. Jadi tugasnya provinsi adalah mengkoordinir dan mengakomodir beberapa sasaran dan perencanaannya. H-1 bahkan H-2 sebelum tahun itu,” katanya.

Perencanaan ini diperlukan untuk menyiapkan estimasi kebutuhan yang berpengaruh terhadap biaya yang akan diusulkan. Sumber penganggarannya terbagi dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) provinsi maupun kabupaten, serta Dana Alokasi Khusus (DAK), hingga dana kapitasi BPJS.

“Sehingga secara teoritis seharusnya tidak ada kekosongan. Karena banyaknya intervensi. Cuma obat ini variabelnya luas sekali,” terangnya.

Ia menilai salah satu penyebab kekosongan obat-obatan adalah kebutuhan masyarakat itu sendiri. Adanya ketidakcocokan masyarakat terhadap obat tertentu atau keinginan proses penyembuhan yang cepat sehingga memerlukan jenis obat berdosis lebih tinggi. Atau jenis obat lain di luar dari 40 item obat esensial yang wajib ada di puskesmas.

Sementara itu, obat-obatan yang tersedia di puskesmas lebih bersifat kuratif bukan promotif, melihat pada akar masalah bukan kepada gejala lain yang diakibatkan permasalahan utama, sehingga pengobatan yang direkomendasikan adalah berjenjang. Akan tetapi obat yang diinginkan masyarakat biasanya adalah obat dengan merk tertentu atau generasi terbaru, dan obat-obatan tersebut hanya tersedia di rumah sakit umum.

“Jadi klo masyarakat katakan terjadi kekosongan itu hal yang lumrah, karena masyarakat punya selera. Pengetahuan masyarakat tentang pengobatan secara berjenjang saya rasa cukup, tapi pasti akan kurang terus,” imbuhnya.

Selain kebutuhan masyarakat, faktor lainnya adalah anggaran daerah, ketersediaan obat di produsen, dan letak geografis. Dari sisi penganggaran semisal, kabupaten/kota hanya mampu menyediakan setengah dari yang dirancang menyeluruh. Maka provinsi menyesuaikan perencanaannya.

Sedangkan dari sisi ketersediaan, harus memerhatikan risiko kedaluwarsa. Misalnya, batas waktu obat yang menjadi terbatas lantaran tenggat waktu penggunaannya.

Ia tegaskan kembali bahwa banyak variable yang mempengaruhi kekosongan obat. Cara lainnya mengatasi kondisi ini, dilakukan upaya seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, untuk pengadaan obat secara mandiri.

Terkait

Previous Post

Tidak Kapok, Residivis Kembali Ditangkap Usai Mencuri Handphone

Next Post

Gubernur : Masyarakat Harus Dapat Manfaatnya

Redaksi

Redaksi

Next Post

Gubernur : Masyarakat Harus Dapat Manfaatnya

Please login to join discussion
  • Trending
  • Comments
  • Latest

Resmi Dilantik, 10 ASN Harapkan Perbaikan Infrastruktur Desa

1 Mei 2021

LPADKT Tarakan Gelar Muscab, Aklamasi! Robinson Usat Terpilih Kembali 

29 November 2025

Rakerprov Kormi Kaltara Bahas Penambahan Inorga, Achmad Djufrie Tekankan Penguatan Pembinaan Hingga Daerah

29 November 2025

Wakil Ketua DPRD Kaltara Hadiri PTBI 2025, Dorong Sinergi Percepatan Ekonomi Daerah

1 Desember 2025

Supa’ad: SMAN 5 Tarakan Solusi Akses Pendidikan Bagi Zona Padat Penduduk

2 Desember 2025

Masuk Prioritas 2026, DPRD Kaltara Dorong Perda Koperasi–UMKM untuk Perkuat Ekonomi Kerakyatan

2 Desember 2025

DPRD Kaltara Pacu Peran Koperasi untuk Redam Ketimpangan Ekonomi

2 Desember 2025

Wakil Ketua DPRD Kaltara Hadiri PTBI 2025, Dorong Sinergi Percepatan Ekonomi Daerah

1 Desember 2025

Recent News

Supa’ad: SMAN 5 Tarakan Solusi Akses Pendidikan Bagi Zona Padat Penduduk

2 Desember 2025

Masuk Prioritas 2026, DPRD Kaltara Dorong Perda Koperasi–UMKM untuk Perkuat Ekonomi Kerakyatan

2 Desember 2025

DPRD Kaltara Pacu Peran Koperasi untuk Redam Ketimpangan Ekonomi

2 Desember 2025

Wakil Ketua DPRD Kaltara Hadiri PTBI 2025, Dorong Sinergi Percepatan Ekonomi Daerah

1 Desember 2025
 PRESS

© 2025 - Ibmnews.com

  • Tentang Kami
  • Pedoman Penulisan
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer

No Result
View All Result
  • Kaltara
    • Bulungan
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Pemerintahan
  • Parlementer
  • Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Ragam
    • Teknologi
    • Pendidikan
    • Sport
    • Kuliner
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • Advetorial
    • Nasional
    • Internasional
    • Investigasi
  • Opini

© 2025 - Ibmnews.com