IBMNEWS.COM – Lebih dari 270 ribu pengungsi Suriah telah kembali ke negara mereka setelah kejatuhan rezim Bashar al-Assad pada 8 Desember lalu, menurut pengumuman Komisi Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR).
Dalam pernyataan resmi, UNHCR menyebutkan bahwa kepulangan massal ini terjadi pasca-runtuhnya rezim Assad, yang telah berkuasa selama puluhan tahun.
Saat ini, sekitar 5,5 juta pengungsi Suriah masih tercatat tinggal di negara-negara tetangga seperti Turki, Lebanon, Yordania, Irak, dan Mesir.
Selain itu, lebih dari 825 ribu pengungsi internal juga telah kembali ke daerah asal mereka sejak Desember lalu.
Di sisi lain, mantan tahanan Penjara Sednaya mendirikan “Asosiasi Mantan Tahanan Revolusi Suriah” untuk mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di penjara tersebut.
Asosiasi ini juga bertujuan memperjuangkan keadilan bagi korban dan menuntut pertanggungjawaban pihak yang terlibat dalam kejahatan tersebut.
Acara peluncuran asosiasi diadakan di Damaskus pada Jumat lalu, dihadiri oleh para penyintas dan keluarga korban.
Acara tersebut dimulai dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an dan diikuti dengan aksi protes mengecam pelanggaran HAM di penjara-penjara Suriah.
Hussein Nader, salah satu pendiri asosiasi, menegaskan bahwa tujuan utama mereka adalah mendokumentasikan penindasan yang dialami tahanan dan memperjuangkan keadilan bagi korban.
Kejatuhan rezim Assad pada 8 Desember lalu menandai berakhirnya 61 tahun kekuasaan Partai Baath dan 53 tahun dominasi keluarga Assad.
Pemerintahan transisi Suriah kini dipimpin oleh Presiden Ahmed Al-Sharaa, dengan Mohammad Al-Bashir sebagai Perdana Menteri. Keduanya bertugas memimpin Suriah menuju masa depan baru pasca-rezim Assad.
Artikel ini disadur dari gazamedia.net pada minggu 16 februari 2025