IBMNews.com, Tarakan – Upaya memperkuat sistem pertahanan udara di wilayah perbatasan Kalimantan Utara terus digencarkan TNI Angkatan Udara (TNI AU). Salah satu langkah strategisnya adalah dengan menaikkan status Pangkalan TNI AU (Lanud) Anang Busra Tarakan menjadi pangkalan udara tipe A, sekaligus menyiapkan pembentukan Skadron Udara tanpa awak (UAV) pertama di wilayah tersebut.
Komandan Lanud Anang Busra, Marsekal Pertama TNI Andreas A. Dhewo, mengungkapkan bahwa peningkatan status ini disertai dengan naiknya jabatan komandan menjadi perwira tinggi bintang satu serta penambahan personel untuk memperkuat operasional pangkalan.
“Tarakan memiliki posisi yang sangat strategis di wilayah perbatasan dan kaya sumber daya alam. Karena itu, TNI AU menilai perlu membangun Skadron UAV di Lanud Anang Busra,” ujar Marsma Andreas kepada wartawan, Jumat (9/10/2025).
Skadron baru yang akan diberi nama Skadron Udara 53 itu ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2026. Unit ini akan menggunakan drone tempur CH-4 buatan China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC), yang memiliki jangkauan hingga 5.000 kilometer dan mampu terbang selama 30 hingga 40 jam nonstop.
Drone CH-4 dikenal sebagai UAV multifungsi yang mampu membawa rudal dan bom presisi, serta menjalankan misi intelijen, pengintaian, pengawasan (ISR), maupun serangan udara terbatas.
“Dengan kemampuan tersebut, kami dapat memantau wilayah udara secara lebih efektif dan memberikan respons cepat terhadap potensi ancaman di perbatasan,” jelasnya.
Keberadaan Skadron Udara 53 diharapkan memperkuat sistem pertahanan udara nasional, khususnya di wilayah Kalimantan Utara yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Selain untuk misi pertahanan, keberadaan drone tempur ini juga akan mendukung operasi pengawasan terhadap aktivitas penyelundupan dan pelanggaran batas wilayah.
Langkah strategis ini menjadi bagian dari komitmen TNI AU dalam membangun postur pertahanan yang tangguh dan modern, sekaligus menjaga stabilitas keamanan di kawasan perbatasan yang memiliki nilai strategis tinggi bagi kedaulatan Indonesia.***(IBM02)